Kamis, 11 Oktober 2012

Satu Pramuka untuk Satu Indonesia; Jayalah Indonesia

Kutipan Sambutan Presiden SBY
Mengingat pentingnya Gerakan Pramuka sebagai organisasi yang mampu mencetak generasi muda yang memiliki karakter, jati diri, daya saing, dan ahlak mulia, saya terus mendorong agar Gerakan Pramuka melakukan revitalisasi. Melalui revitalisasi Gerakan Pramuka, kita ingin meningkatkan fungsi, dan ingin terus memantap-kan eksistensi Gerakan Pramuka.

Revitalisasi Gerakan Pramuka kita arahkan untuk mencetak para anggotanya menjadi generasi yang memiliki kepribadian yang tangguh dan luhur budi pekertinya. Generasi muda yang cerdas dan trampil. Generasi muda yang rukun dan kompak bersatu dengan semua warga bangsa.

Hasilnya sungguh menggembirakan. Dalam peringatan tahun emas Gerakan Pramuka, Revitalisasi Gerakan Pramuka telah mengalami kemajuan yang cukup berarti. Gerakan Pramuka telah dijadikan sebagai salah satu pilar penting dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan kepramukaan telah diajarkan kepada seluruh kaum muda kita. Gerakan Pramuka, juga telah menjadi organisasi yang menarik seluruh elemen masyarakat, untuk merapatkan barisan dalam menuju cita-cita bangsa yang mulia.

Revitalisasi Gerakan Pramuka, secara bertahap, juga telah memperbaiki citra dan kinerja Gerakan Pramuka. Minat kaum muda kita terhadap Gerakan Pramuka, semakin meningkat. Gerakan Pramuka saat ini, makin diperhitungkan sebagai sarana pembelajaran, serta untuk mempersiapkan para pemimpin masa depan yang memiliki watak, kepribadian, dan akhlak yang mulia.

Panduan Teknik Mendongeng untuk Siaga


Pendahuluan
Setiap orang dewasa pada dasarnya memiliki kemampuan alamiah untuk mendongeng. Kemampuan ini semakin sering digunakan dan semakin sering dilatih akan semakin berkembang dengan baik. Bagi para Pembina Siaga kemampuan mendongeng adalah salah satu kompetensi yang disarankan untuk dimiliki agar acara latihan di perindukan siaga lebih menarik dan bervariasi.
Mendongeng adalah sebuah proses. Maksudnya pendongeng harus mampu menyusun materi dan alur cerita agar dapat menarik perhatian, tidak membosankan, komuniatif dalam arti pendengarnya bisa memahami jalinan cerita, serta partisipatif dalam arti pendengarnya bisa terlibat secara emosional terhadap jalinan cerita. Mendongeng sebagai media pendidikan perlu penguasaan teknik dan metodenya.
 
Cara Mendongeng
 
Mendongeng dengan Teks atau dengan membaca buku cerita :
Teknik ini dilakukan dengan cara Yanda/Bunda mendongeng membacakan sebuah buku cerita. Diawali dengan mengenalkan judul buku, pengarang dan juga inti cerita yang akan dibacakan.
Para siaga dapat duduk santai di lapangan rumput dengan posisi setengah lingkaran, Yanda/Bunda ada di depan bisa duduk bersila atau duduk dengan kursi kecil.
Bunda/Yanda mulai membacakan ceritanya. Dianjurkan untuk setengah hafal sehingga bisa membagi pandangan antara membaca buku dan memandang para siaga.
Jika belum hafal Yanda/Bunda dapat membuat catatan-catatan kecil yang ditempelkan di buku sebagai pengingat pokok-pokok cerita.
Meski membaca Yanda/Bunda dituntut untuk mampu menghidupkan dialog para tokoh, mendeskripsikan suasana dan latar cerita secara menarik
Yanda/Bunda bisa berimprovisasi dengan melibatkan para siaga menjadi bagian dari cerita.
Mendongeng tanpa teks/naskah (storytelling)
Untuk dapat mendongeng dengan cara ini Yanda/Bunda harus sudah hafal tentang materi, alur cerita dan karakter tokoh-tokoh sebuah dongeng.
Untuk mendengarkan dongeng ini para saga dapat duduk santai di lapangan rumput dengan posisi setengah lingkaran dan Bunda/Yanda berada didepan.
Kelebihan cara ini Yanda/Bunda bisa berimprovisasi secara bebas sehingga para siaga bisa mengembangkan fantasi dan keterlibatannya dalam cerita secara optimal.
Dengan teknik ini Bunda/Yanda memiliki kelulasaan untuk membuat dialog para tokoh, mendeskripsikan suasana dan latar cerita sehingga lebih menarik.
Kelemahan cara ini jika Bunda/Yanda tidak focus maka materi dongeng dapat “meleceng” ke mana-mana sehingga anak-anak kehilangan focus cerita.
 
Teknik Mondongeng
 
Tahap persiapan
Pilih cerita dan beri judul yang bagus agar dapat menarik perhatian anak-anak
Kuasai alur ceritanya dengan baik seperti tahap pengenalan (tokoh , peristiwa dan tempat), tahap perjuangan (terjadinya konflik dan masalah yang dihadapi tokoh utama), tahap akhir cerita (ketika si tokoh utama berhasil meraih kesuksesan - happy ending)
Kuasai karakter tokoh-tokohnya, baik yang protogonis maupun antagonis. Penguasaan karakter tokoh sangat membantu ketika Bunda/Yanda ingin memerankan dan membawakan dialog tokoh cerita.
Tetapkan muatan pesan pada setiap tahapan dongeng (di awal, di tengah, di akhir) – sebagai bagian untuk memberikan tekanan-tekanan pada saat mendongeng.
Tetapkan titik-titik dimana para siaga dapat terlibat dalam peristiwa atau perjuangan yang dihadapi tokoh utama (tokoh protogonis) cerita misalnya : tepuk tangan, bernyanyi, bersorak, sedih atau gerakan-gerakan fisik melompat, tiarap, mengepalkan tangan, dsb.
Materi dongen hendaknya jangan dihafal, karena kalau hafal dongeng yang dibawakan akan terasa kaku, tidak ada improvisasi, menoton dan membosankan.
 
Tahap Pelaksanaan
 
1. Menjaga Kontak Mata
Ketika mendongeng Bunda/Yanda harus menjaga kontak mata dengan para siaga. Ini penting agar para siaga merasa diperhatikan dan merasa diajak untuk berinteraksi terhadap dongeng yang sedang dibawakan. Kontak mata juga penting untuk melihat sejauh mana perhatian para siaga terhadap materi dongeng yang dibawakan Bunda/Yanda.
 
2. Mimik Wajah
Bunda/Yanda harus bisa memainkan mimik wajah sesuai dengan karakter tokoh. Kemampuan memainkan mimik wajah akan dapat membangun suasana dongeng lebih dramatis. Mimik wajah bisa berupa ekspresi senang, sakit, sedih, melamun, dsb
 
Misalnya :
“Ketika si harimau mengejar kelinci, sang kelinci molompat … hup – masuk ke dalam lubang persembunyiannya. Sang raja hutanpun menangkap angin dan kecewa …. Di dalam
lubang Sang Kelinci - senang bisa selamat dari terkaman harimau, tersenyum dan bersyukur pada Tuhan” – Bunda/Yanda bisa memainkan wajah untuk tersenyum mewakili kelinci.
 
3. Gerak Tubuh
Agar cerita/dongeng lebih menarik maka Bunda/Yanda harus mampu mengoptimalkan
gerak tubuh sesuai dengan tuntutan cerita. Gerakan-gerakan tubuh yang merefleksikan
suasana yang dihadapi sang tokoh cerita akan sangat menghidupkan dongeng dan dapat
melibatkan para siaga.
 
Misalnya :
“Kopral Jono, terus mengawasi dari atas bukit, tentara Belanda yang akan menyerang desanya…. Tiba-tiba tentara Belanda itu menembakan senjatanya secara bertubi-tubi ….
Maka Kopral Jono berteriak … tiaaraappp”. Bunda/Yanda melakukan gerakan tiarap sambil mengajak para siaga untuk menirukan gerakan tiarap.
 
4. Suara
Memainkan intonasi suara sangat penting untuk menghidupkan sebuah dongeng. Bunda/
Yanda akan sangat baik mendongeng jika mampu menirukan beragam suara. Fungsi suara
dalam dongeng adalah :
 
a. Membedakan suasana
Suara yang meninggi dapat digunakan untuk merefleksikan bahwa cerita mulai memasuki
puncak konflik/menegangkan. Suara melemah merefleksikan suasana konflik mulai
mereda, dsb.

b. Menghidupan dialog
Kemampuan membawakan dialog para tokoh dengan suara yang berbeda akan mampu
membangun imajinasi para siaga terhadap dongeng yang dibawakan oleh Bunda/Yanda.

Misalnya :
Tentara Belanda : “Hei .. hei …. You inlandel … di mana koplal Jono”
(Bunda/Yanda membawakannya dengan logat tentara Belanda yang cadel dan sengau)
Rakyat Indonesia : “tidak tahu, tuan … ampun … jangan tembak kami”
(Bunda/Yanda membawakannya dengan nada minta dikasihani)
Tentara Belanda : “You jangan ikut-ikutan … Koplal Jono melawan Belanda ya …
You bisa mampus, I tembak ….”
(Bunda/Yanda membawakannya dengan logat Belanda yang tetap cadel dan sengau)

c. Menghidupkan suasana
Suara-suara tertentu seperti tembakan, debur ombang, angin semilir, mobil, motor dll yang
dapat ditirukan oleh Bunda/Yanda juga akan dapat menghidupka suasana mendongeng.

Misalnya :
Sambil berlari menghindari kejaran Tentara Belanda, Kopral Jono memberi aba-aba
kepada teman-temannya “Tembaakkk…..” Maka, muntahlah peluru dengan suara
“dor … dorr .. dorr.. door” bersahut-sahutan dari para pejuang Indonesia yang gagah
berani. (Bunda/Yanda, mengucapkan kata "dor.. dor" seperti layaknya bunyi senjata).

d. Memberi ruan partisipasi
Suara juga merupakan salah satu unsur yang dapat dijadikan alat memberi ruang partisipasi
para siaga ke dalam alur dan suasana dongeng. Para siaga bisa ikut menyanyi, berteriak,
bersorak, mengaum, menembak, dst sesuai jalan cerita.

Misalnya :
“tidak lama kemudian para Tentara Belanda itupun menarik diri dan lari ke kota.
Kopral Jono dan teman-temannya merasa senang karena berhasil mengusir Tentara Belanda. Tiba-tiba seorang tentara kawan kopral Jono, maju dan berdiri menyanyi
lagu Maju Tak Gentar – maka semua tentara Indonesia ikut menyanyi…”
(Bunda/Yanda mengajak para Siaga menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar” dengan riang
dan penuh semangat seperti tentara Pejuang Indonesia yang sedang diceritakan Bunda).

e. Spesial Effect
Penggunaan suara dengan special effect yang dibantu dengan alat pengeras suara akan
sangat membantu untuk menghidupkan dongeng. Bunda/Yanda bisa menyiapkan special
effect terlebih dahulu sebelum mendongeng dan meminta Bu Cik/Pak Cik untuk memutar
sesuai dengan cerita yang sedang dibawakan. Suara special effect misalnya : bom, tembakan, suara ombak, suara mobil, dsb.

5. Durasi dan Kecepatan
Bunda/Yanda hendaknya mengukur benar, daya tahan para siaga mendengarkan cerita.
Tidak ada durasi yang pasti, namun disarankan sebuah dongeng tidak lebih dari 15 menit.
Tempo atau cepat-lambat dalam mendongeng juga perlu di atur. Terlalu cepat akan membuat para siaga susah mengikuti, terlalu lambat bisa membosankan.
 
6. Alat Peraga
Bunda/Yanda bisa menggunakan alat peraga untuk memperkuat materi dongeng yang dibawakannya, seperti boneka binatang, pistol, foto, patung, bendera, mobil-mobilan dsb.
Penggunaan alat peraga yang tepat sesuai dengan alur cerita akan membuat para siaga lebih bisa berimajinasi dan terlibat dalam cerita.
 
7. Narasi & Dramatisasi
Narasi adalah sebuah teknik untuk mendeskripsikan suasana cerita, perwatakan tokoh,
menyingkat alur cerita, dsb. Narasi akan dapat menghidupan suasana jika dibawakan
dengan intonasi (tinggi rendah) dan lagu bahasa yang baik.
 
Misalnya :
“Ketika malam mulai larut … Sang Kancil berjalan pelan-pelan memasuki kebun Pak Tani
untuk kembali mencuri timun - Sang Kancil berhenti sejenak menengok ke kanan ke kiri,
setalah yakin aman, Sang Kancil mantap melangkahkan kakinya”. (Sambil menirukan gerakan sang kancil - berjalan pelan berjingkat-jingkat, Bunda/Yanda perlu melagukan kalimat narasi di dengan intonasi dan lagu bahasa yang mampu untuk membangun suasana menegangkan dan sikap waspada Sang Kancil)
 
Dramatisasi adalah sebuah teknik mengembangkan dialog para tokoh dalam dongeng dengan suara yang berbeda-beda sesuai dengan karakter. Dramatisasi dialog akan menghidupkan dongeng jika mampu dibawakan secara tepat, seperti contoh-contoh di atas.
  
Tahap akhir cerita/dongeng
Bunda/Yanda memberikan kesempatan tanya jawab kepada para siaga untuk mendalami kandungan dongeng yang baru saja dibawakan.
Bunda/Yanda memberikan kesempata para siaga untuk memberi tanggapan, yang paling mudah adalah tanggapan terhadap perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.
Bunda/Yanda menyampaikan kesimpulan tentang kandungan nilai-nilai yang termuat dalam dongeng tadi yang layak diteladani bersama.
 
** Dongeng sebagai Media Latihan Pramuka Siaga
 
Sumber :
Diolah dari berbagai sumber : buku, jurnal ilmiah dan media online

Rabu, 10 Oktober 2012

Pembuka Raimuna Nasional ke-X di Jayapura

Dokumentasi Raimuna Nasional ke-X di Jayapura



JAYAPURA - Wakil Presiden Boediono resmi membuka Raimuna Nasional ke-X di Bumi Perkemahan Cendrawasih Jayapura, sekira pukul 10.00 WIT. Raimuna tersebut diikuti sekira 3.000 Pramuka Penegak dan Pandega dari tiap-tiap provinsi di Indonesia.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden Boediono meminta anak-anak Indonesia turut berperan dalam menjaga keutuhan dan keamanan khususnya di Papua. Apalagi, mereka akan tumbuh menjadi penerus bangsa. " Anak-anak Pramuka, kelak akan menjadi pejabat pemerintah baik di Papua maupun di pusat," kata beliau.

Wakil Presiden yang tiba di Bandara Sentani sekira pukul 09.05 WIT didampingi oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, dan Menko Kesra Agung Laksono. Sekira pukul 12.00 WIT, Wakil Presiden  dan rombongan akan meninggalkan Jayapura, sebelum meninggalkan lokasi, Wakil Presiden juga melakukan penanaman pohon di Bumi Perkemahan Cendrawasih Jayapura.

Raimuna ke-X berlangsung mulai 8 hingga 15 Oktober mendatang. Acara bertemakan "Pramuka Indonesia Bersama Masyarakat Membangun Tanah Papua" ini diisi oleh atraksi kepramukaan dan kesenian dari tiap-tiap daerah di Tanah Air.

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Papua di bantu oleh unsur DKN dan DKD. Raimuna diselenggarakan mulai dari tingkat Kwartir Ranting (kecamatan) hingga tingkat nasional. Untuk Kwartir Ranting Balikpapan Barat Pramuka Penegak yang mengikuti kegiatan tersebut atas nama :

  1. Dhena Efanda Sarah selaku Ketua DKR, SMU Negeri 3
  2. Al - Husen selaku Wakil Ketua DKR, SMK Ibnu Khaldun
  3. Shinta Wardhana selaku Sekretaris DKR, SMU Negeri 8

Jumat, 09 Maret 2012

Raimuna Nasional X

Pertemuan besar Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega se-Indonesia yang bertajuk Raimuna Nasional akan digelar di Papua tanggal 25 Juni – 1 Juli 2012. Kegiatan perkemahan yang mengangkat tema “Pramuka Indonesia bersama masyarakat membangun tanah Papua” akan berlangsung di Bumi Perkemahan Cendrawasih, Jayapura, Papua. Selama sepekan para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari seluruh Indonesia akan membangun tenda untuk berkumpul, berbagi, dan membangun bangsa. Berbagai kegiatan yang direncanakan antara lain kegiatan pengetahuan, ketrampilan, subcamp, kegiatan seni budaya yang mengangkat kearifan local serta berbagai kegiatan alam terbuka yang dirancang untuk menjawab kebutuhan masa kini.

Kata Raimuna berasal dari bahasa Ambai, Daerah Yapen Timur, Kabupaten Yapen Waropen, Papua. Kata Raimuna merupakan gabungan dua kata yaitu Rai dan Muna.Rai berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan bersama. Sedangkan Muna adalah daya kekuatan jiwa seseorang yang berpengaruh baik dalam mencapai kesuksesan. Raimuna memiliki arti sekelompok orang yang hidup dalam suatu kekuatan dengan dijiwai oleh sesuatu daya yang selalu memberi semangat tinggi dalam mencapai tujuan. Sebagai kegiatan rutin empat tahunan, tahun 2012 ini akan menjadi tahun penyelenggaraan Raimuna yang ke sepuluh. Raimuna kali ini untuk pertamakalinya diselenggarakan di wilayah Indonesia Timur. Papua berkesempatan menjadi tuan rumah Raimuna Nasional X, daerah yang menjadi asal kata Rai dan Muna itu sendiri.

Dewan Kerja Nasional Pramuka Penegak dan Pandega sebagai bagian integral dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka bersama Dewan Kerja Daerah Papua saat ini sedang mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan Raimuna Nasional. Konsep kegiatan yang dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Raimuna Nasional akan menjadi pegangan setiap kontingen daerah untuk mempersiapkan diri. Kwartir Daerah Papua bersama pemerintah daerah setempat saat ini sedang melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana kegiatan untuk mendukung kegiatan yang sangat dinantikan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega seluruh Indonesia.

Ketua Dewan Kerja Nasional Pramuka Penegak dan Pandega, Muklis mengatakan bahwa “Raimuna Nasional kali ini akan membuktikan bahwa Gerakan Pramuka merupakan organisasi pendidikan bagi kaum muda yang dapat mempererat bangsa serta memperkuat NKRI tanpa memandang siapa dan dari mana asalnya, agama, ataupun sukunya. Raimuna Nasional tahun 2012 di Papua mengundang setiap anggota Gerakan Pramuka untuk bersatu dan menyerukan perdamaian“ tegasnya.
Sementara itu Mesakh Jarisetouw, salah satu pengurus Dewan Kerja Daerah Papua yang menjadi anggota tim kelompok kerja persiapan Raimuna Nasional 2012 berharap kepada Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari seluruh Indonesia bersiap dan datang ke Papua, masyarakat Papua akan sangat senang sekali. “Tidak perlu takut datang ke Papua, Papua tanah damai,” tegas Mesakh Jarisetouw disela-sela persiapan Raimuna Nasional.

Semua pihak akan bekerja sama dan menyukseskan kegiatan ini. Jadi, tara usah takut, mari kitong ke Papua!

Informasi Lebih Lanjut :
Dewan Kerja Cabang Gerakan Pramuka dan Dewan Kerja Ranting Gerakan Pramuka (setempat).
Dewan Kerja Daerah Gerakan Pramuka (setempat)
Atau :
Dewan Kerja Nasional Gerakan Pramuka
Adam Wiradyta, FKA : HP. +62818500502
Yosea Kurnianto : HP . +6285743537567
Telp. (021) 3507645 ext. 1101
Fax. (021) 3507647
Email : dewankerjanasional@yahoo.co.id
Fb. Raimuna Nasional ke X
Twitter. @rainas2012

Rabu, 29 Februari 2012

PENDIDIKAN POLITIK DALAM GERAKAN PRAMUKA



PENPOLDAGERPRA
( Pendidikan Politik Dalam Gerakan Pramuka )
Tujuan pendidikan Politik ialah menciptakan generasi muda yang sadar akan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Panca­sila dan Undang Undang Dasar 1945. Dalam artian tersebut terkandung maksud usaha menanamkan nilai dan norma yang merupakan landasan dan motivasi bangsa Indonesia serta membina dan mengembangkan generasi muda guna ikut serta berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


Pasal 4 AD Gerakan Pramuka No.24/2009
Tujuan

Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan  mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:

a.     manusia berkepribadian, berwatak,  dan berbudi pekerti luhur yang:
1)    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral
2)    tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya
3)    kuat dan sehat jasmaninya
b.     warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada   Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan,  baik lokal,  nasional,  maupun internasional.


Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan kepanduan memiliki tujuan untuk membentuk warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna yang dapat membangun dirinya sendiri serta mampu menyelenggarakan pembangunan bangsa dan negara. Sementara itu Lord Baden Powell, bapak dan pendiri gerakan kepanduan dunia, menekankan bahwa salah satu tujuan pendidikan kepanduan adalah membentuk Pandu (Pramuka) yang memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi, warga negara yang baik, patuh dan setia kepada negaranya. Bahkan lebih tegas lagi disebutkan sebagai pendidikan atau latihan kewarganegaraan, yaitu membentuk warga negara yang setia dan patuh kepada negaranya. Bahwa pendidikan kepramukaan mampu memberikan kontribusi terhadap sosialisasi politik dan latihan kewarganegaraan disinggung pula oleh R. Murray Thomas, khususnya dalam pengembangan kepatuhan terhadap peraturan dan semangat patriotisme. 


Pasal 5 AD Gerakan Pramuka No.24/2009
Tugas Pokok

Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi  kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi  generasi yang  lebih baik, bertanggung jawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik.


Sementara itu kepribadian oleh Rush dan Althoff dipandang fundamental bagi proses sosialisasi, dan merupakan salah satu ubahan penting dalam sosialisasi politik. Karena titik berat pendidikan kepramukaan adalah pada pembinaan sikap, serta ditinjau dari materi kegiatan dan metode, tujuan dan arahan pencapaian tujuan serta sistem kelembagaannya, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan kepramukaan mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan sikap terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara.
Ditinjau dari metode dan materi latihan, pendidikan kepramukaan memiliki kelebihan dari kegiatan ekstra kurikuler lainnya dalam rangka pengembangan aspek sikap dalam pendidikan politik bagi siswa. Dalam pelaksanaannya Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan dengan menggunakan prinsip dasar dan metodik pendidikan kepramukaan, yang diantaranya menekankan pada bentuk permainan/kegiatan yang menarik dan mengandung pendidikan. Melalui pendekatan tersebut diharapkan pendidikan kepramukaan mampu lebih mendorong internalisasi dan sosialisasi anggota Gerakan Pramuka sehingga memiliki sikap politik (kewarganegaraan) sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka. Sikap politik yang dimaksud meliputi aspek-aspek kesadaran akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara, rasa nasionalisme dan patriotisme serta mendukung sistem kehidupan nasional yang demokrasi sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pasal 6 AD Gerakan Pramuka No.24/2009
Fungsi

Gerakan Pramuka berfungsi sebagai lembaga pendidikan non formal, di luar sekolah dan di luar keluarga, dan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda berlandaskan Sistem Among dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, dan  Motto Gerakan Pramuka  yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan bangsa serta masyarakat Indonesia.


Karena kegiatan kepramukaan telah dirancang guna pencapaian tujuan pendidikan kepramukaan, yaitu dalam rangka mengembangan rasa cinta tanah air serta sikap patriotisme, maka tidak diragukan lagi sumbangannya terhadap pengembangan kesa­daran kehidupan berbangsa dan bernegara Pramuka. Atau dengan ungkapan yang lain yaitu pendidikan kepramukaan memiliki peranan langsung maupun tidak langsung dalam pendidikan politik bagi generasi muda.


Pasal 7 AD Gerakan Pramuka No.24/2009
Sifat

(1)   Gerakan Pramuka adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia.
(2) Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keanggotaannya bersifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan, dan agama.
(3) Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik, bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-politik dan tidak menjalankan kegiatan politik praktis.
(4)  Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dengan melaksanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan non formal di luar sekolah dan di luar keluarga.
(5) Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing dan beribadat menurut  agama  dan  kepercayaannya itu.


Pasal 9 ART Gerakan Pramuka No.203/2009
Sifat

(5) Gerakan Pramuka bersifat nonpolitik, artinya:
a)  Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial-politik dan bukan bagian dari salah satu organisasi kekuatan sosial-polotik.
b)  Semua jajaran Gerakan Pramuka tidak dibenarkan ikut serta dalam kegiatan politik praktis.
c)  Secara pribadi angota Gerakan Pramuka dapat menjadi organisasi kekuatan sosialpolitik.
d) Anggota Gerakan Pramuka tidak dibenarkan membawa paham dan aktifitas organisasi kekuatan sosial-politik dalam bentuk apapun dalam Gerakan Pramuka.
e) Anggota Gerakan Pramuka tidak dibenarkan memakai atribut Pramuka dalam kegiatan organisasi kekuatan sosial-politik.

Dalam bahasa Baden Powell (BP) pendidikan kepanduan dapat dijadikan wahana untuk pendidikan kewarganegaraan. BP mengajarkan pendidikan kepramukaan sebagai pendekatan kependidikan dalam rangka memperbaiki mutu warga negara pada generasi yang akan datang, terutama karakter dan kesehatannya, mengganti “aku” dengan “bakti” membuat anak seorang yang efisien mengabdi pada sesama manusia. Masih menurut BP, dalam negara yang merdeka orang mudah menga­takan dirinya seorang warga negara yang baik bila ia selalu taat pada undang-undang, mengerjakan pekerjaannya, dan menyatakan pilihan politiknya, olah raga dan kegiatan-kegiatan lain dan menyerahkan kepada negara untuk memikirkan masalah kesejahteraan negara. Menurut Baden Powell keadaan demikian itu adalah warga negara yang pasif, tetapi warga negara yang pasif ini tidak cukup untuk mempertahankan isi kemerdekaan, keadilan dan kehormatan di dunia. Karena itu dibutuhkan juga warga negara yang aktif. Inilah pendidikan politik dalam artian sebenarnya pada konteks pendidikan kepramukaan. 

Jayalah Pramuka Indonesia !!!

Selasa, 28 Februari 2012

Kwartir Ranting Balikpapan Barat Regu Berprestasi Tinggi

Guna meningkatkan keterampilan dan kecakapan anggota Pramuka Golongan Penggalang di lingkungan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Balikpapan dan sebagai persiapan menghadapi Lomba Tingkat IV, Kwarcab Balikpapan melaksanakan Lomba Tingkat III Tahun 2012, pada tanggal 13 s.d 15 Januari 2012, di Area Venus Dayung Waduk Manggar KM.12 Kel. Karang Joang Balikpapan Utara. yang mana dalam kegiatan tersebut Kwartir Ranting Balikpapan Barat berhasil meraih Regu Berprestasi Tinggi dengan Jumlah Nilai 107 untuk Regu Putra ( Singa ) Gudep 02.013 dan Jumlah Nilai 111 Regu Putri ( Lely ) Gudep 02.014 berdasarkan Surat Keputusan Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Balikpapan No: 02 Tahun 2012 menugaskan kepada Regu Berprestasi Tinggi untuk mewakili Kwartir Cabang Kota Balikpapan dalam Lomba Tingkat IV Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Timur di Maura Komam di Kutai Barat, selamat berprestasi.....







Kegiatan Penghijauan di wilayah Kelurahan Margo Mulyo Baru Tengah

Balikpapan Barat (3/1), Mabiran, Kegiatan Penghijauan di wilayah Kelurahan Margo Mulyo Baru Tengah pada jam 13.00 s.d 15.00 wita bersama Peserta Perkemahan Bakti Saka Bahari Tingkat Nasional Di Tepi Pantai Seinyamuk, Sebatik, Kalimantan Timur. Hadir Dalam Acara Itu Ketua Pinsaka Bahari Tingkat Nasional, Laksamana Pertama TNI Kingkin Suroso, Sekretaris Kwarcab Gerakan Pramuka Balikpapan Dan Sekretaris dan Andalan Ranting Balikpapan Barat, Kaltim.
Kwartir Ranting Balikpapan Barat Bangga Mendapat Kepercayaan Dari Pemerintah Menjadi Tuan Rumah Pelaksanaan Penghijauan Pertinas Saka Bahari.






PELANTIKAN PENGURUS KWARCAB DAN MABICAB KOTA BALIKPAPAN MASA BAKTI 2011-2016

BERBEKAL SEMANGAT, GERAKAN PRAMUKA KOTA BALIKPAPAN
LEBIH MAJU DAN BERKEMBANG

Optimisme Ketua Harian Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016 yang baru dilantik pada hariRabu, 22 Februari 2012 disampaikan dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) dan Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016 yang berlangsung sore hingga petang tadi di halaman kantor Walikota Balikpapan.
Ketua Harian Mabicab Kota Balikpapan mengatakan bahwa tantangan bagi pengurus Kwarcab Kota Balikpapan untuk mengembalikan kejayaan Pramuka seperti masa-masa lampau cukup berat dan beragam. Namun demikian dirinya mengajak kepada seluruh pengurus yang dilantik untuk tidak berkecil hati dan justru menjadikannya sebagai semangat demi menjadikan Gerakan Pramuka di Kota Balikapan lebih maju dan berkembang.

Sebelumnya, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Kalimantan Timur, Drs. Hatta Zaenal, M.Si yang hadir dan memimpin pelantikan ini membacakan Surat Keputusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Timur Nomor : 049 Tahun 2011 tentang Susunan Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Wali Kota Balikpapan disahkan sebagai Ketua Mabicab Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016. Sedangkan Wakil Wali Kota Balikpapan menjabat sebagai Ketua Harian.

Usai membacakan surat keputusan, Ketua Kwarda Kalimantan Timur melakukan pelantikan terhadap Pengurus Mabicab. Wakil Wali Kota Balikpapan H. Heru Bambang, SE dilantik mewakili Wali Kota Balikpapan H.M Rizal Effendi, SEyang berhalangan hadir dalam acara tersebut.

Dalam acara yang sama juga dilakukan pelantikan terhadap Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016.

Ketua Mabicab Gerakan Pramuka Kota Balikpapan yang diwakili oleh H. Heru Bambang, SE membacakan Surat Keputusan Kwartir Daerah Kalimantan Timur Nomor 050 tahun 2011 tentang Susunan Personalia Pengurus Kwarcab Kota Balikapan masa bhakti 2011-2016.

Dalam lampiran surat keputusan tersebut, susunan pengurus Kwarcab Gerakan pramuka Kota Balikpapan antara lain dijabat oleh Drs. Sayid MN Fadly, M.Sisebagai ketua, Munim sebagai sekretaris dan HM. Djoni NG sebagai bendahara. Sementara itu, selain mengucapkan selamat kepada para pengurus yang dilantik, Ketua Kwarda Kalimantan Timur menegaskan bahwa Gerakan Pramuka yang merupakan gerakan pendidikan nonformal yang mengajarkan lebih dari sekedar pendidikan keilmuan namun juga menanamkan nilai-nilai luhur, tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dan bimbingan orang dewasa, oleh karena itu bimbingan Mabicab selaku orang tua yang mendukung baik moril materiil sangatlah diperlukan. Di akhir sambutannya, Ketua Kwarda Kalimantan Timur mengucapkan selamat bertugas kepada jajaran Pengurus Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016.

Optimisme Ketua Harian Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016 yang baru dilantik pada hariRabu, 22 Februari 2012 disampaikan dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) dan Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016 yang berlangsung sore hingga petang tadi di halaman kantor Walikota Balikpapan.
Ketua Harian Mabicab Kota Balikpapan mengatakan bahwa tantangan bagi pengurus Kwarcab Kota Balikpapan untuk mengembalikan kejayaan Pramuka seperti masa-masa lampau cukup berat dan beragam. Namun demikian dirinya mengajak kepada seluruh pengurus yang dilantik untuk tidak berkecil hati dan justru menjadikannya sebagai semangat demi menjadikan Gerakan Pramuka di Kota Balikapan lebih maju dan berkembang.

Sebelumnya, Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Kalimantan Timur, Drs. Hatta Zaenal, M.Si yang hadir dan memimpin pelantikan ini membacakan Surat Keputusan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Kalimantan Timur Nomor : 049 Tahun 2011 tentang Susunan Majelis Pembimbing Cabang Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016. Berdasarkan surat keputusan tersebut, Wali Kota Balikpapan disahkan sebagai Ketua Mabicab Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016. Sedangkan Wakil Wali Kota Balikpapan menjabat sebagai Ketua Harian.

Usai membacakan surat keputusan, Ketua Kwarda Kalimantan Timur melakukan pelantikan terhadap Pengurus Mabicab. Wakil Wali Kota Balikpapan H. Heru Bambang, SE dilantik mewakili Wali Kota Balikpapan H.M Rizal Effendi, SEyang berhalangan hadir dalam acara tersebut.

Dalam acara yang sama juga dilakukan pelantikan terhadap Pengurus Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Balikpapan untuk masa bhakti 2011-2016.

Ketua Mabicab Gerakan Pramuka Kota Balikpapan yang diwakili oleh H. Heru Bambang, SE membacakan Surat Keputusan Kwartir Daerah Kalimantan Timur Nomor 050 tahun 2011 tentang Susunan Personalia Pengurus Kwarcab Kota Balikapan masa bhakti 2011-2016.

Dalam lampiran surat keputusan tersebut, susunan pengurus Kwarcab Gerakan pramuka Kota Balikpapan antara lain dijabat oleh Drs. Sayid MN Fadly, M.Sisebagai ketua, Munim sebagai sekretaris dan HM. Djoni NG sebagai bendahara. Sementara itu, selain mengucapkan selamat kepada para pengurus yang dilantik, Ketua Kwarda Kalimantan Timur menegaskan bahwa Gerakan Pramuka yang merupakan gerakan pendidikan nonformal yang mengajarkan lebih dari sekedar pendidikan keilmuan namun juga menanamkan nilai-nilai luhur, tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dan bimbingan orang dewasa, oleh karena itu bimbingan Mabicab selaku orang tua yang mendukung baik moril materiil sangatlah diperlukan. Di akhir sambutannya, Ketua Kwarda Kalimantan Timur mengucapkan selamat bertugas kepada jajaran Pengurus Gerakan Pramuka Kota Balikpapan masa bhakti 2011-2016.

Dokumentsi :







Dokumentsi Liputan TV Beruang :